Rabu, 06 Oktober 2010

BAB III PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII A SMP ISLAM 02 PUJON TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan bangun datar segitiga. Pembelajaran akan berlangsung dalam setting yang alami. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Data dari penelitian berupa kata-kata yang dipaparkan sesuai kejadian dalam penelitian dan analisis data dilakukan secara induktif. Dalam penelitian ini peneliti adalah instrumen utama. Hal ini karena peneliti yang merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan membuat laporan.
Melihat karakteristik penelitian seperti yang dipaparkan di atas, maka pendekatan yang relevan dan digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (2006:8-13) yang menyatakan karakteristik penelitian kualitatif antara lain; (1) penelitian kualitatif dilakukan pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity), (2) peneliti bertindak sebagai instrumen utama, karena disamping peneliti sebagai pengumpul data dan penganalisis data, peneliti juga terlibat langsung dalam proses penelitian, (3) penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, yaitu berupa pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen, (4) menggunakan analisis data secara induktif, (5) menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data, (6) data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, (7) lebih mementingkan proses daripada hasil, (8) menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian, (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) penyusunan desain yang terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan, (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Untuk melengkapi analisis data kualitatif, penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaif sifatnya melengkapi pendekatan kualitatif yang merupakan pendekatan utama dalam penelitian ini. Penggabungan kedua pendekatan ini menurut Moleong (2006:38) dapat dilakukan jika salah satu diantaranya bersifat melengkapi pendekatan utama dari suatu penelitian. Adapun pendekatan kuantitatif yang digunakan mencakup statistik rata-rata dan presentase.
Menurut Gall, Gall dan Borg (dalam Wiriaatmadja, 2007:4) menyatakan bahwa salah satu bentuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah penelitian emansipatoris tindakan. Lebih lanjut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007:4) menjelaskan bahwa penelitian emansipatoris tindakan ini mempunyai nama yang berbeda-beda seperti penelitian tindakan kelas (classroom research), classroom action research, dan dalam perkuliaahan sehari-hari istilah yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Ditinjau dari bagaimana penelitian ini dilakukan, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto, dkk. (2008:3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas partisipan karena peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian. Keterlibatan ini mulai dari penyusunan rencana pembelajaran sampai pada pelapor data (Madya, 2007:69).
Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari tugas sehari-hari dalam kelas. Perbaikan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan secara bertahap dan terus menerus, sehingga dalam penelitian tindakan kelas dikenal adanya siklus. Secara lebih spesifik Arikunto, dkk (2008:16) mengemukakan bagan model penelitian tindakan adalah sebagai berikut:










Bagan Model Penelitian Tindakan
Sumber: Arikunto, dkk (2008:16)
Dengan penjelasan tahap-tahap penelitian tindakan sebagai berikut:
1) Tahap Rancangan Tindakan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada tahap rancangan tindakan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang telah terjadi selama tindakan berlangsung.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)
Tahap kedua ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3) Tahap Pengamatan (observing)
Tahap ketiga ini merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
4) Tahap Refleksi (reflecting)
Tahap yang terakhir merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana atau peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pengamat untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.


3.2 Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan uraian di atas, kehadiran peneliti sangat menentukan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil penelitian. Dalam setiap penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru matematika SMP Islam 02 Pujon dan seorang teman sejawat mahasiswa pendidikan matematika Universitas Islam Malang. Hal ini dimaksudkan supaya hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dapat diamati secara akurat serta tidak ada data yang terlewati yang mungkin dianggap penting untuk mendukung penyelesaian masalah penelitian. Dengan demikian, kehadiran peneliti mutlak diperlukan dalam penelitian ini.

3.3 Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam 02 Pujon pada siswa kelas VII A semester II tahun pelajaran 2007/2008 yang berjumlah 43 siswa dan dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2008 sampai dengan 7 Juni 2008. Materi pelajaran yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah bangun datar segitiga.
Pertimbangan peneliti melakukan setting penelitian seperti yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang dilakukan di SMP Islam 02 Pujon cenderung masih bersifat konvensional, dalam artian guru dalam penyampaian materi hanya melalui tahap-tahap mengajarkan konsep, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya.
2) Belum pernah dilakukan penelitian yang serupa.
3) Keterbukaan kepala sekolah serta dewan guru dalam merespon kehadiran peneliti.
4) Keadaan siswa yang cenderung belum memahami tentang materi bangun datar segitiga.
5) Keinginan baik untuk melakukan inovasi terhadap proses pembelajaran, yang bertujuan melalui metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio ini diharapkan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran sekaligus bisa memahami materi yang telah disampaikan.

3.4 Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Islam 02 Pujon tahun pelajaran 2007/2008 yang berjumlah 43 siswa dan data dalam penelitian ini ada dua jenis:
1) Data kuantitatif yang diperoleh dari dokumen hasil belajar siswa yang terangkum dalam portofolio dan nilai tes setiap akhir siklus.
2) Data kualitatif, diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa, catatan lapangan, dan hasil wawancara.
Sedangkan siswa yang dipilih dalam subyek wawancara yaitu 6 siswa dengan ketentuan 2 siswa yang berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Pemilihan subyek wawancara didasarkan pada pertimbangan dari guru matematika yang lebih banyak mengetahui keadaan siswa dan kemampuan matematika siswa.





3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, diperlukan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1) Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi bangun datar segitiga. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian, karena tes bentuk uraian dapat menilai proses mental siswa terutama dalam hal kemampuan menyusun jawaban secara sistematis, kesanggupan menggunakan bahasa dan lain sebagainya. Tes ini dilaksanakan pada akhir siklus, setelah diberikan serangkaian tindakan.
2) Portofolio
Portofolio juga digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi bangun datar segitiga. karena portofolio dapat melihat tahap perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Proses ini akan membuat semua pihak, guru maupun peserta didik bisa mengenal kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik. Data-data yang dikumpulkan dalam portofolio ini berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), tugas Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar.

3) Wawancara
Wawancara yaitu suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006:155). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperdalam makna pemahaman terhadap materi bangun datar segitiga serta menggali informasi tentang kelebihan dan kekurangan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio yang diterapkan di kelas.
4) Observasi
Observasi atau disebut juga dengan pengamatan adalah memperhatikan terhadap suatu obyek dengan menggunakan alat indra (Arikunto, 2006:156). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data secara obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
5) Catatan lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2006:209) catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan ini mencakup catatan khusus siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak terdapat dalam lembar observasi.

3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006:136) instrumen penelitian adalah alat/perangkat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pedoman penilaian portofolio
Kriteria penilaian disusun sebagai pedoman guru dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran pada aspek tertentu yang sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan sebagai pedoman dalam penilaian portofolio adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Pemahaman Siswa Berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Kriteria 1 2 3 4
Pendekatan penyelesaian masalah Tidak terorganisir, tidak sistematis Ada usaha untuk mengorganisir tetapi tidak dilakukan dengan baik Terorganisir, diikuti dengan penyelesaian yang benar Sangat terorganisir dan sistematik dengan perencanaan yang baik
Ketepatan perhitungan Banyak kesalahan perhitungan, dan tidak memperhatikan jumlah total yang ditentukan Beberapa perhitungan masih salah, sehingga jumlah total tidak tepat Hanya sedikit kesalahan dalam perhitungan Tidak ada kesalahan dalam perhitungan
Gambar Sembarang dan tidak jelas, banyak kesalahan Sembarangan dan tidak jelas Gambar jelas, tepat dan menunjukkan ukuran yang benar Seperti tingkat 3, ditambah gambar disajikan dengan rapi
Penjelasan prosedur Tidak jelas dan sukar dimengerti Agak jelas, tetapi belum menunjukkan memahami masalah Jelas dan menunjukkan memahami masalah Jelas, memahami masalah dan dapat mengukur







Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Pemahaman Siswa Berdasarkan Pekerjaan Rumah (PR)

Skor Kriteria Keterangan
4 90 < ≤ 100
menyatakan nilai Pekerjaan Rumah (PR) yang diperoleh siswa
3 80 < ≤ 90

2 70 < ≤ 80

1 < 70




Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Pemahaman Siswa Berdasarkan Jurnal Belajar Siswa

Skor Kriteria
4 o Tulisan jelas, rapi, informasinya komunikatif dan menunjukkan permasalahan yang sebenarnya.
o Memenuhi 4-6 ketentuan.
3 o Tulisan jelas, rapi, informasinya komunikatif dan menunjukkan permasalahan yang sebenarnya.
o Memenuhi 1-3 ketentuan.
2 o Tulisan kurang rapi, informasinya kurang komunikatif dan kurang menunjukkan permasalahan yang sebenarnya.
o Memenuhi 4-6 ketentuan.
1 o Tulisan kurang rapi, informasinya kurang komunikatif dan kurang menunjukkan permasalahan yang sebenarnya.
o Memenuhi 1-3 ketentuan.

Jurnal belajar harus memenuhi ketentuan:
i) Menuliskan materi yang telah dipelajari.
ii) Menulis ringkasan materi yang telah dipelajari.
iii) Menulis materi yang sudah dipahami.
iv) Menulis materi yang belum dipahami.
v) Menulis kesulitan yang dihadapi.
vi) Upaya mengatasi kesulitan.
2) Lembar observasi
Dalam penelitian ini dilakukan observasi atau pengamatan secermat-cermatnya. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi terstruktur yang mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3) Pedoman wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Butir-butir yang disusun dalam pedoman wawancara difokuskan pada kesulitan siswa terhadap tes siklus dan tanggapan siswa mengenai proses penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio.
4) Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data selama proses penelitian yang bersifat penting dan tidak tercantum pada lembar observasi.

3.7 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2006:248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini data kualitatif yang diperoleh akan dianalisis kualitatif dengan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Madya, 2006:76). Analisis ini terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yaitu:
1) Mereduksi data
Menurut Madya (2007:76) reduksi data merupakan proses menyeleksi dan mengubah bentuk data penajaman, pemilahan, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. Jadi reduksi data berguna untuk memperoleh informasi yang jelas dari data-data wawancara, observasi, atau catatan lapangan. Reduksi data tersebut akan menyederhanakan data dan sekaligus akan memberikan informasi yang jelas yang memungkinkan peneliti untuk membuat kesimpulan. Dalam mereduksi data, peneliti dibantu oleh guru matematika dan teman sejawat untuk memperoleh temuan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2) Display data (menyajikan data)
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif. Sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi akan dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah disajikan kemudian dibuat penafsiran dan evaluasi dalam rangka pembuatan tindakan selanjutnya.
3) Penarikan kesimpulan
Kegiatan penyimpulan data mencakup pencairan arti atau makna data dan sekaligus memberikan pengertian. Memverifikasi hasil kesimpulan merupakan kegiatan menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data. Menurut Madya (2007:78) penarikan kesimpulan dilakukan secara betahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, kesimpulan terevisi pada akhir siklus II dan seterusnya, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus terakhir.
Sedangkan data kuantitatif dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan mencari presentase dan nilai rata-ratanya. Data yang telah diperoleh akan dianalisis sebagai berikut:
1) Hasil portofolio siswa
Skor yang diperoleh siswa dari pengumpulan dokumen portofolio akan diolah sesuai dengan pedoman penilaian portofolio yang telah disusun oleh peneliti. Sehingga diperoleh skor akhir dari hasil portofolio dengan penjelasan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Format Penilaian Portofolio

Komponen Bobot Skor Maksimal Skor Akhir
LKS 10 4 40
PR 10 4 40
Jurnal Belajar 5 4 20
Jumlah 100


2) Hasil tes akhir siklus
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi bangun datar segitiga yang disyaratkan nilai tes siswa harus mencapai ≥ 65. Ketentuan ini disesuaikan dengan SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah.
3) Kriteria keberhasilan
Taraf keberhasilan tindakan dari aspek siswa ditentukan dengan melihat hasil penggabungan portofolio dan tes siswa di akhir siklus. Nilai ketercapaian tindakan mempunyai rentangan antara 0-100. Kemudian akan dihitung berapa persen jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran yaitu siswa yang mendapat nilai ≥ 65. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
% tuntas belajar =

3.8 Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data maka diperlukan pengecekan keabsahan data. Hal ini dilakukan agar apa yang dihasilkan dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi (Moleong, 2006:320). Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan empat cara seperti yang dikemukakan Moleong (2006:324-343) sebagai berikut:
1) Derajat kepercayaan (credibility)
Untuk mengecek keabsahan data dengan kriteria derajat kepercayaa dapat dilakukan dengan tujuh teknik yang dikembangkan oleh Moleong (2006:327-335) yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekukan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 teknik dari 7 teknik tersebut, yaitu:
a. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan mendatangi lokasi penelitian terus-menerus selama periode pengumpulan data. Moleong (2006:329) mengatakan bahwa ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal ini berarti peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Ketekunan pengamatan tersebut juga harus diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif dan ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
b. Triangulasi
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode menurut Patton (dalam Moleong, 2006:331) terdapat dua strategi, yaitu; (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama, tetapi dalam penelitian ini teknik triangulasi metode yang digunakan adalah pengecekan derajat kepercayaan dengan metode tes, portofolio, wawancara, observasi, dan catatan lapangan.
c. Pemerikasaan sejawat
Diskusi dengan guru mata pelajaran dan teman sejawat dimaksudkan untuk membicarakan proses dan hasil penelitian. Dari hasil diskusi secara informal peneliti memperoleh masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian, sehingga untuk memberi tindakan yang berikutnya peneliti bisa lebih memperbaikinya.
2) Keteralihan (transferability)
Dalam penelitian kualitatif usaha untuk membangun keteralihan dapat dilakukan dengan cara uraian rinci (Moleong, 2006:337). Teknik ini menuntut peneliti untuk membuat laporan secara rinci, teliti, jelas dan sistematis agar hasil penelitiannya dapat dipahami orang lain. Dengan demikian orang lain menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat mengaplikasikannya di tempat lain.
3) Kebergantungan (dependability)
Dalam penelitian kualitatif, pengecekan keabsahan data dengan kriteria kebergantungan (dependability) dapat dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian (Moleong, 2006:327). Auditing dapat dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Dalam hal ini peneliti melakukan sendiri proses penelitian di lapangan untuk mendapatkan data.
4) Kepastian (confirmability)
Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian dilakukan dengan memastikan apakah hasil temuan itu benar-benar berasal dari data. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang akan dilakukan peneliti adalah menguji hasil penelitian terhadap proses yang dilakukan.

3.9 Tahapan Penelitian
Dalam penelitian tindakan ini tahapan penelitian mengacu kepada kerangka kerja pembelajaran metode snowball throwing dengan penilaian portofolio dan siklus penelitian tindakan. Tahapan tersebut mencakup; (a) kegiatan pra penelitian, dan (b) kegiatan penelitian. Rincian kegiatan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan pra penelitian
Sebelum peneliti mengadakan proses pembelajaran, terlebih dahulu mengambil nilai dokumentasi nilai tes pada materi sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai pemahaman siswa awal. Hasil tes ini sekaligus dijadikan sebagai nilai awal (skor dasar) yang diperlukan dalam pengelolaan nilai peningkatan.
b) Kegiatan penelitian
Karena jenis penelitian ini penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif, maka kegiatan ini akan memulai beberapa putaran (siklus) kegiatan. Setiap siklus terdiri dari empat fase, yaitu; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam siklus dan fase tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan, mencakup:
(a) Menyiapkan materi pembelajaran serta menyusun rencana pembelajaran.
(b) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar yang akan dikumpulkan untuk dokumen portofolio.
(c) Menyiapkan soal tes akhir.
(d) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan saat observasi pelaksanaan pembelajaran beserta lembar catatan lapangan.
(e) Mengkoordinasikan program kerja dalam pelaksanaan tindakan dengan guru mata pelajaran dan menyusun pembentukan kelompok.
2) Tindakan
Melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio yang terdiri dari:
(a) Membagikan LKS pada setiap siswa dan meminta setiap siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan LKS tersebut secara berkelompok.
(b) Memanggil masing-masing ketua kelompok dan memberikan penjelasan tentang materi, kemudian memintanya untuk menjelaskan materi tersebut kepada masing-masing anggota kelompoknya.
(c) Memberikan satu lembar kertas kepada setiap siswa untuk membuat satu pertanyaan yang menyangkut materi tersebut.
(d) Meminta setiap siswa untuk membuat kertas tersebut menjadi seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa lain.
(e) Meminta setiap siswa yang mendapatkan bola kertas tersebut untuk menjawab pertanyaan yang ada pada bola kertas.
(f) Meminta siswa membandingkan jawaban yang ditulis dengan jawaban dari pemilik soal tersebut, kemudian guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang diajarkan.
(g) Meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya di dalam satu map.
(h) Membagikan jurnal belajar pada setiap siswa, serta meminta setiap siswa untuk mengisi.
(i) Tes perorangan (tes akhir siklus).
3) Observasi
Observasi dilakukan pada saat penyajian materi dan kegiatan pembelajaran melalui metode snowball throwing dengan penilaian portofolio di kelas. Karena penyajian materi dilakukan oleh peneliti sendiri, maka observasi dilakukan oleh seorang guru matematika SMP Islam 02 Pujon dan seorang teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disediakan dan diberikan juga lembar catatan lapangan yang digunakan untuk menuliskan catatan-catatan khusus yang tidak terdapat dalam lembar observasi.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil tes, portofolio, observasi, dan catatan lapangan yang didapat pada siklus I ini maka akan dilakukan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan diberikan. Jika hasil yang didapat pada siklus I sudah maksimal dan nilai tes serta portofolio siswa ≥ 65 dan 75% siswa sudah tuntas pembelajarannya, maka siklus ini akan berhenti. Apabila hasil pada siklus I belum maksimal maka penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai mendapatkan hasil yang maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar