Jumat, 08 Oktober 2010

KONSEP REKRUTMEN ANGGOTA HMI

R A H A S I A
INTERNAL HMI

KONSEP REKRUTMEN ANGGOTA HMI

Oleh
Bidang Pembinaan Anggota PB HMI
Periode 2006-2008

☻ Pendahuluan

Menurut AS Hornby (dalam kamusnya Oxford Advanced Learner's Dictionary) dikatakan bahwa "Cadre is a small group of People who are specially chosen and trained for a particular purpose (kader adalah sekelompok orang yang terpilih dan terlatih secara khusus untuk mencapai tujuan tertentu). Definisi tersebut memiliki berberapa kata kunci yakni ‘kader merupakan kalangan terbatas’, ‘kader merupakan orang terpilih dan terlatih’ dan ‘kader bergerak untuk mencapai tujuan tertentu’. Dengan demikian perkaderan merupakan serangkaian proses kegiatan yang tertata dengan baik dan memiliki tahapan yang jelas untuk memilih dan melatih orang-orang pilihan demi mencapai tujuan organisasi.
Dalam Pedoman Perkaderan HMI disebutkan bahwa tahapan perkaderan dimulai dari Rekrutmen, kemudian Pembentukan Kader dan akhirnya Pengabdian Kader. Tiga tahapan ini merupakan proses yang terintegrasi (satu kesatuan) dan saling mempengaruhi. Pada prakteknya kita kerapkali memberikan perhatian hanya pada tahapan Pembentukan Kader dan bahkan disempitkan lagi dengan hanya pada pelatihan formalnya saja seperti LK I dan LK II, padahal perhatian pada Rekrutmen Kader juga merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi kualitas tahapan Pembentukan Kader dan tahapan Pengabdian Kader. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kualitas ‘bahan baku’ turut mempengaruhi ‘proses produksi’ dan akhirnya mempengaruhi ‘hasil produksi’.
Sebagai konsekuensi dari organisasi kader, maka aspek kualitas kader merupakan fokus perhatian dalam proses perkaderan HMI guna menjamin terbentuknya output yang berkualitas sebagaimana yang disyaratkan dalam tujuan organisasi, maka selain kualitas proses perkaderan itu sendiri, kualitas input calon kader menjadi faktor penentu yang tidak kalah pentingnya.
Kenyataan ini mengharuskan adanya pola pola perencanaan dan pola rekrutmen yang terencana dan terlaksana dengan baik yang lebih memperioritaskan kepada tersedianya input calon kader yang berkualitas.

☻ Pengertian Rekrutmen

Rekrutmen Kader adalah ikhtiar aktif dan terencana untuk mendapatkan input calon kader yang berkualitas bagi proses Pembentukan Kader HMI dalam rangka mencapai tujuan HMI. Rekruetmen Kader meliputi masa Pra Perguruan Tinggi dan masa Perguruan Tinggi.

☻ Prinsip Rekrutmen

Rekrutmen kader dilaksanakan berdasarkan prinsip pemahaman sbb:
o Rekrutmen kader ditempatkan sebagai bagian tak terpisahkan dalam proses perkaderan HMI. Keberadaannya merupakan tahapan awal yang turut mempengaruhi kualitas tahapan Pembentukan Kader dan Pengabdian Kader.
o Rekrutmen kader difokuskan pada calon kader/mahasiswa Islam yang berkualitas. Ukuran kualitas dilihat dari tingginya potensi akademik-intelektual, kemampuan menjalin hubungan sosial dan berorganisasi, kesalehan, kepeduliannya terhadap umat dan bangsa, dan potensi kepemimpinan. Kader yang direkrut diharapkan memiliki potensi yang tinggi dengan titik tekan jenis kualitas yang beragam.
o Rekrutmen kader tidak berorientasi pada kuantitas atau banyaknya kader yang masuk HMI. Namun demikian tetap dibutuhkan pentargetan jumlah kader yang akan direkrut. Target jumlah kader yang direkrut disesuaikan dengan kemampuan organisasi untuk membentuk kader yang berkualitas.


☻ Strategi-Taktik Rekrutmen

♥ Strategi Rekrutmen

Strategi rekrutmen merupakan langkah makro-jangka panjang berupa penciptaan kondisi yang kondusif bagi proses rekrutmen. Strategi rekrutmen pada dasarnya adalah kumpulan taktik rekrutmen yang membentuk suatu pola tertentu yang bersifat makro-jangka panjang. Strategi rekrutmen terdiri dari dua hal, yaitu:


1. Strategi membangun kesadaran berorganisasi/menjadi aktifis pada kalangan siswa/mahasiswa, disebut Strategi Prakondisi.
Strategi ini tujuannya untuk menciptakan iklim bahwa menjadi aktifis atau berorganisasi merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat dikesampingkan. Bahwa sekolah atau kuliah tanpa kegiatan ekstrakurikuler tidaklah paripurna. Kebutuhan pengembangan diri seseorang tidak akan cukup hanya dengan mengandalkan sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah/perguruan tinggi. Berorganisasi juga penting untuk mengasah potensi fitriah manusia sebagai zoon politicon (makhluk sosial) yang dikesankan oleh agama Islam dengan kewajiban membangun hablumminannas sebagai satu kesatuan dengan hablumminallah.

2. Strategi memperkenalkan HMI kepada siswa/mahasiswa dan memasukkan mereka dalam lingkungan HMI, disebut Strategi KDI (Kenal-Dekat-Ikat)
Strategi ini dimulai dengan upaya memperkenalkan HMI melalui penciptaan citra/image yang menarik tentang HMI kepada sebanyak mungkin siswa/mahasiswa. Sosialisasi pencitraan yang positif diharapkan menjadi sarana yang memudahkan untuk membangun kedekatan dengan siswa/mahasiswa dan secara perlahan memasukkannya ke dalam lingkungan HMI. Dalam hal ini ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yakni (1) memahami student needs and student interests, dan (2) menanamkan dua pemahaman penting yakni (a) HMI sebagai organisasi sosial-kemahasiswaan yang membawa misi suci yang bersifat kebangsaan dan keagamaan. Sehingga ber-HMI merupakan bagian implementasi komitmen sosial individu yang bersifat fitriah, dan (b) menjelaskan kemanfaatan ber-HMI dimana siswa/mahasiswa dapat meningkatkan potensi diri dengan ber-HMI baik secara IQ (Intelligence Quotion), dan terutama EQ (Emotional Quotion) serta SQ (Spiritual Quotion).


a. Taktik Rekrutmen Masa Pra Perguruan Tinggi
Masa Pra Perguruan Tinggi jarang dilihat sebagai masa yang potensial untuk rekrutmen calon kader HMI. Padahal pada masa ini terdapat potensi yang sangat besar bagi HMI untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka memudahkan proses rekrutmen di Perguruan Tinggi. Pada masa ini HMI dapat melakukan kegiatan untuk memperkenalkan HMI, membangun citra positif HMI di mata pelajar dan eks pelajar yang akan masuk pergurun tinggi, dan membangun hubungan emosional antara kader HMI dengan pelajar dan eks pelajar.
Kegiatan taktikal yang dapat dilakukan dalam rangka rekrutmen kader pada masa ini diantaranya adalah:
o Kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan HMI. Kunjungan bisa dibungkus dengan agenda silaturahmi kepada Rohis, OSIS, Pramuka dan organisasi ekstra sekolah lainnya; kegiatan diskusi untuk membahas permasalahan aktual di bangsa dan umat di sekolah-sekolah; dan lain-lain.
o Membuat kegiatan bersama dengan organisasi ekstra sekolah seperti diskusi, kampanye tentang hal-hal yang dianggap penting bagi umat dan bangsa, aksi sosial bersama, dan lain-lain.
o Mengadakan bimbingan belajar dan try out SPMB/UMPTN bagi pelajar kelas tiga SLTA. Bimbingan belajar dapat dilakukan sendiri oleh kader HMI sedangkan try out bisa dikerjasamakan dengan lembaga profesional.
o HMI juga dapat membantu pelajar untuk membentuk kelompok studi, (club study) kelompok aksi sosial atau kelompok lainnya di sekolah-sekolah. Kelompok-kelompok ini dibina oleh HMI hingga membentuk organisasi ekstra sekolah yang produktif dan berdampak positif bagi sekolah. Kelompok-kelompok ini diupayakan tetap eksis meskipun telah berganti kepengurusan.
o Dalam kerangka yang lebih strategis masing-masing HMI Cabang dapat membentuk organisasi ekstra sekolah yang menjadi underbouw (organisasi sayap) HMI. Organisasi ini bisa bernama Himpunan Pelajar Islam atau yang lainnya. Organisasi ini secara dibentuk dan dibina secara berkelanjutan oleh HMI. Apabila telah dibentuk di banyak Cabang dan dibutuhkan, HMI dapat membentuk paguyubannya secara nasional.




b. Taktik Masa Perguruan Tinggi
Dengan mengacu kepada strategi rekrutmen di atas, sebelum menyusun langkah-langkah taktis terlebih dahulu diidentifikasi kampus sebagai ‘medan lapangan’ rekrutmen anggota. Hal-hal yang harus diidentifikasi adalah pertama, sumber daya kader HMI di kampus dan bandingkan dengan sumber daya rival kita. Diidentifikasi berapa jumlah kader yang kita dan ‘mereka’ miliki, bagaimana kedudukan kader HMI dan ‘mereka’ di kampus, dan bagaimana penguasaan kader HMI dan ‘mereka’ terhadap lembaga kemahasiswaan, birokrasi kampus dan dosen. Kedua, identifikasi karakteristik tipikal mahasiswa. Disamping tipe mahasiswa eksakta yang berbeda dengan mahasiswa ilmu sosial yang menuntut pola pendekatan yang berbeda pula, penting juga memetakan berbagai tipe mahasiswa dan kekuatannya dari beberapa sudut pandang sehingga pendekatan yang akan digunakan dapat disesuaikan. Misalnya, mahasiswa diklasifikasi berdasarkan tipe akademis, pragmatis, dan aktifis yang menuntut pendekatan yang berbeda. Bisa juga juga diidentifikasi berdasarkan latar belakang ekonominya yang juga menuntut pola pendekatan yang berbeda. Identifikasi dari latar belakang pendidikan SD hingga SLTA-nya, identifikasi dari pengalaman berorganisasinya ketika SLTA dan SLTP, identifikasi berdasarkan student needs and student interests, dan lain-lain. Semakin banyak variabel dalam proses identifikasi akan semakin baik karena perspektif kita akan lebih luas sehingga makin leluasa dalam mengimplementasikan berbagai pola pendekatan yang digunakan.
Pada masa perguruan tinggi paling tidak dapat dibagi lagi dalam dua periode, yakni (1) masa penerimaan mahasiswa baru, dan (2) masa awal menjadi mahasiswa (semester 1 & awal 2).

b. 1. Masa Penerimaan Mahasiswa Baru

Pada masa penerimaan mahasiswa baru, aktivitas pertama yang dilakukan oleh mahasiswa baru adalah mengikuti Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK). Momentum ini sangat strategis dalam rekrutmen kader karena tingkat rivalitas dengan organisasi ekstra kampus lainnya sangat terasa pada masa Ospek. Begitu strategisnya momentum Ospek ini maka ada beberapa langkah strategis yang harus diperankan oleh kader-kader HMI di Komisariat/Organisasi Intra Kampus:
1. Kader-kader yang tersebar di organisasi intra kampus harus ambil posisi (strategis) dalam kepanitiaan Ospek. Biasanya kepanitaan yang paling vital adalah seksi kesekretariatan dan seksi acara. Dua seksi kepanitiaan ini sangat urgen karena yang pertama secara langsung bersentuhan dengan mahasiswa baru pada waktu regestrasi. Sedangkan seksi acara nilai urgensinya terletak dalam mem-format dan men-setting acara, dimana kesempatan sosialisasi dan promosi HMI secara tidak langsung dapat dilakukan karena sering tampil di dalam forum baik waktu memberikan arahan maupun dalam memandu jalannya acara Ospek. Dalam kesempatan ini penting juga menampilkan figur yang patut diidolakan/disukai mahasiswa baru sebagai ‘magnet’ perhatian mahasiswa baru.
2. Kader-kader yang terlibat dalam kepanitaan maupun yang tidak terlibat harus bergerilya secara persuasif untuk coba mendampingi peserta diwaktu istirahat dengan memberikan pejelasan tentang aktivitas kehidupan kampus secara gamblang dan rinci. Dengan demikian mereka akan terkesan dan merasa diperhatikan sehingga mereka tidak merasa sebagai orang asing di kampus. Sekedar catatan dalam starategi ini penampilan kader harus diperhatikan mulai dari cara berpakaian, cara berbicara dan bertutur tentu saja disesuaikan dengan tingkat psikologi mahasiswa baru. Kesan intelektual, berwawasan, bijaksana, tegas, simpatik, dan peduli terhadap mereka merupakan sifat yang sangat penting untuk dicitrakan karena sifat-sifat tersebut sangat menarik perhatian mahasiswa baru.
3. Dalam rangka memberikan informasi keberadaan HMI dan menyediakan sumber informasi untuk mengetahui keberadaan HMI lebih mendalam, HMI Cabang/Komisariat dapat membuat spanduk ucapan selamat datang dan pengumuman, kartu ucapan, peta kampus, informasi jalur transportasi angkutan kota, posko informasi, pamflet, dan lain-lain.

b. 2. Masa Awal Menjadi Mahasiswa (Semester I & Awal Semester 2)

Masa ini tidak kalah pentingnya dengan masa yang pertama. Bila pada masa yang pertama adalah untuk menanamkan ’kesan pertama begitu menggoda’ maka pada ’masa awal menjadi mahasiswa’ adalah momentum untuk memelihara ’kesan pertama yang begitu menggoda tersebut’ dan secara bertahap menarik mereka ke dalam lingkungan HMI. Dalam masa ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Ketika mahasiswa baru menyusun Kartu Rencana Studi (KRS), momentum ini juga tidak boleh terabaikan terutama di kampus-kampus yang masih memberlakukan penyusunan KRS dibebankan kepada mahasiswa. Dalam kesempatan ini, kader-kader HMI dapat membuka pelayanan penyusunan KRS secara gratis melalui pengumunan resmi baik berupa selebaran atau pemasangan spanduk.
2. Kedekatan hubungan secara emosional sebagai hubungan sesama mahasiswa atau hubungan ’kakak-adik’ sangat penting untuk dibangun dan dikukuhkan pada masa ini. Upaya menuju ke arah tersebut dapat dilakukan dengan cara menjadi ’konsultan’ bagi mahasiswa baru atas permasalahan yang mereka hadapi dalam hal akademis, kehidupan kampus, dan problem mahasiswa pada umumnya. Selain itu, kita dapat meminjamkan buku; mengajak mereka pada aktifitas-aktifitas diskusi, kajian, dan pendalaman keilmuan lainnya; serta aktifitas keorganisasian melalui organisasi intra kampus.
3. Mengoptimalkan sumber daya organisasi (anggota, alumni, dan simpatisan HMI) yang ada di kampus untuk ”menarik” mahasiswa baru masuk HMI dengan secara halus menanamkan pentingnya berorganisasi dan ber-HMI pada mereka. Oleh karena itu tampilnya figur-figur ’menarik dan sukses’ dari anggota dan alumni HMI dan membiarkan mereka berinteraksi secara wajar dengan figur-figur tersebut akan sangat membantu proses penanaman nilai tersebut.

☻ Penutup
Demikian Konsep Strategi dan Taktik ini disusun sebagai stimulus penyusunan dan pelaksanaan Strategi dan Taktik yang lebih komprehensif dan kontekstual di tingkat Cabang atau Komisariat. Semoga bermanfaat.

3 komentar:

  1. Aminm,,,, Hal yang terpenting adalah: Yakin Usaha Sampai......

    BalasHapus
  2. Rahasia dan internal HMI kok ya disebarluaskan lewat blog.

    Ada-ada aja.

    BalasHapus
  3. makasih gan sudah berbagi ilmu semoga bermanfaat,ijin share gan,,

    BalasHapus